Sabtu, 21 Maret 2009

Memahami sejarah Melalui Lawatan Sejarah



Saat saya baca Warta Sejarah terbitan Direktorat Nilai Sejarah Direktorat Jendral Sejarah dan Purbakala Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Jakarta, ada satu artikel yang cukup menggelitik buat saya judulnya memahami sejarah melalui Lawatan sejarah. Artikel ditulis oleh Amurwani Dwi Lestari, M. Hum. berjudul memahami sejarah melalui Lawatan sejarah. Beberapa pokok yang ditekankan dalam lawatan sejarah ialah mengunjugi tempat tempat atau yang penulis sebut sebagai simpul simpul sejarah perekat keindonesiaan diantaranya ialah mengunjugi tempat tempat pengasingan, makam para tokoh pejuang bangsa yang pernah diasingkan, atau tempat-tempat yang dahulunya pernah menjadi tempat berlangsungnya suatu peristiwa sejarah. Menurut penulis Kegiatan ini bisa menjadikan belajar sejarah lebih menyenangkan, karena menurut penulis selain berwisata para siswa atau guru diajak untuk ikut berfiir kritis dan logis dengan melihat peninggalan-peninggalan bersejarah. Mereka tidak lagi dituntut untuk menghafal tahun-tahun yang penulis anggap membosankan dengan perkiraan akan menumbuhkan dan menjadi proses awal untuk meningkatkan kesadaran sejarah bagi kaum muda dan pelajar dengan memahami makna suatu peristiwa sejarah, sehingga diharapkan juga akan muncul generasi yang cinta terhadap sejarah dan mempunyai sikap responsif dan ikutserta melestaraikan , melindungi dan memelihara banguinan sejarah.
Dalam kasus memahami sejarah melalui sebuah kegiatan lawatan sejarah saya sangat setuju dengan tulisan yang telah diungkapkan oleh Amurwani Dwi Lestari M.Hum, diatas. Namun ada beberapa yang kiranya dapat menjadi catatan bersama bahwa rendahnya pemahaman terhadap sejarah bangsa kita kitranya patut menjadikan keprihatinan bersama semua kalangan, tidak hanya orang-orang yang berkecimpung dalam masalah sejarah, atau pendidik dan siswa tetapi segenap elemen masyarakat dan pemerintah harus bahu membahu dalam hal ini. Sebuah bangsa tidak akan kuat tanpa berlandaskan kepada akar dari nilai-nilai yang mendasari tumbuh kembangnya kehidupan bermasyarakat, dalam hal ini sejarah mencatatnya sebagai perjalanan kehidupan umat manusia.


Mencermati munculnya gagasan pemahaman sejarah dengan melakukan kegiatan lawatan sejarah saya kira merupakan sebuah trobosan bagus namu ada beberapa hal yang kiranya harus kita perhatikan antara lain faktor evektifitas kegiatan dan keberlanjutan dengan bentuk tindak lanjut yang kongkrit dari kegiatan. jangan sampai kegiatan yang saya kira memakan biaya yang tidak sedikit itu berhenti pada sekedar mengunjungi (berwisata)dengan menumbuhkan perasaan takjup dan gembira karena telah mengunjugi tempat-tempat yang ada kaitannya dengan sejarah perjalanan bangsa kita. Hasil dari lawatan sejarah tentunya akan lebih bagus jika dituiangkan dalam bentuk tulisan atau bentuk dokumentasi berupa gambar foto atau video yang nantinya dapat dikomunikasikan kepada masyarakat luas.
Mencermati perkembangan kurikulum pembelajaran sekolah yang menggunakan KTSP, kiranya akan dapat membantu mengurai kerumitan dalam mencari solusi dalam pemberian pengajan sejarah kepada siswa didik di kelas. Dengan menggunakan media-media pembantu atau disiplin ilmu yang lain saya kira proses transformasi nilai-nilai dalam sejarah akan lebih fariatif dan transformatif. Dengan demikian siswa akan merasa lebih dekat dengan sejarah bangsanya sendiri karena siswa dapat berinteraksi secara langsung dengan objek-objek sejarah atau peristiwa sejarah.
Kiranya ini dapat menjadikan renungan bahwa kiata sebagai warga negara yang peduli terhadap arah perkembangan sejarah bangsa kita harus bekerjasama dalam mentrasformasikan nilai-nilai sejarah kepada generasi penerus bangsa kita. semoga niatan ini dapat terlaksana, amin.

Bookmark and Share